Rabu, 25 November 2015

Makalah Audit Persediaan


KATA PENGANTAR
      Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan materi

    Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                   Pangkalan Bun, November 2015

                                                                                               Penyusun














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................... 3
1.      Latar Belakang....................................................................................... 3
2.      Rumusan Masalah.................................................................................. 3
3.      Tujuan Makalah..................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................... 4
A.    Audit Persediaan................................................................................... 4
B.     Tujuaan Audit Persediaan...................................................................... 5
C.     Analisis Substantif................................................................................. 6
D.    Prosedur Analisis Substantif ................................................................. 7
BAB III
KESIMPULAN......................................................................................     8  
DAFTAR PUTAKA...............................................................................      9













BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
         Persediaan merupakan bagian yang sangat besar dari keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan yang bisa mempengaruhi neraca atau laporanrugi laba baik diperusahaan dagang maupun diperusahaan manufaktur. Elemen asset ini juga sangat peka dalam mempengaruhi pendapatan perusahaan sehingga perlu tekhnik pencataan dan penilaian yang tepat untuk menjaga keberadaan asset ini sangat diperlukan suatu pemeriksaan yang intensif untuk menjamin keberadaan persediaan secara fisik dan pecatatan serta penilaiannya benar-benar-benar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku yang diterapkan secara konsisten. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak akan informasi akuntansi mengenai persediaan dibutuhkan pengujian kesesuaian antara praktek akuntansi persediaan barang dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses pengujian  tersebut dikenal dengan istilah Auditing yang dilakukan oleh akuntan publik sebagai pihak yang indipenden dari penyelenggaraan kegiatan, pemilikan dan hubungan baik lainnya dengan organisasi perusahaan yang dapat mempengaruhi indipenden tersebut.

2.      Rumusan Masalah
A.    Apa yang dimaksud Audit Persediaan ?
B.     Tujuan audit persediaan yaitu ?
C.     Apa yang dimaksud Analisis Substantif ?
D.    Apa saja kah prosedur – prosedur analisis substantif tersebut ?

3.      Tujuan Makalah
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Auditing II, selain itu makalah ini dibuat agar lebih mengetahui tentang apa itu audit persediaan, bagaimana sifat-sifat dari persediaan, tujuan dari audit persediaan dan prosedur dari audit persediaan
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Audit Persediaan
               Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.

1.  Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
a)      Persediaan secara fisik benar-benar ada
b)      Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan
c)      Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang diterapkan secara konsisten
d)     Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
e)      Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat · Persediaan yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuangan .Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi dan valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun persediaan yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun terkait lainnya dalam laporan laba rugi.

2. Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :
a)      Pemahaman Bisnis Klien – kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar terhadap audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor melalui Kuesioner Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan memberikan auditor pemahaman mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis usaha, seperti faktor musiman dan siklus, sifat dari keuangan, metode dan kebijaksanaan penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan baku dan sumbernya, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan operasi perusahaan serta karakteristik sistim informasi termasuk metode costing. Pemahaman ini memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai aspek-aspek laporan keuangan sehubungan dengan persediaan.
b)      Penilaian Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi persediaan, (b) semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan tepat, (c) penghitungan fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, (d) harga perolehan persediaan telah ditentukan dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan tepat.
c)      Pengujian Substantif – tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah untuk memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian ini meliputi observasi dan pengujian penghitungan fisik (stock taking), pengujian ringkasan dan pengujian harga.

B.     Tujuan Audit Persediaan
                 Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan,
Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (valuation) sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective), bergerak lambat (s/ow moving) dan ketinggalan mode (absolescence) sudah dibuatkan allowance yang cukup.
Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup.
Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan (purchasel sales commitment) yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan,
Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi dan valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun persediaan yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun terkait lainnya dalam laporan laba rugi.

C.    Analitis Substantif
            Prosedur analitis substantif adalah pengujian audit yang berguna dalam memeriksa kewajaran persediaan dan harga pokok penjualan. Ketika dilaksanakan sebagai bagian dari perencanaan audit, prosedur analitis awal dapat mengidentifikasikan secara efektif apakah akun persediaan dan harga pokok penjualan berisi salah saji material.
            Prosedur analaitis subtantif berguna untuk menguji asersi penilaian persediaan. Tabel berikut memuat daftar prosedur analitis substantif yang berguna dalam mengaudit persediaan dan akun terkait baik pada tahap perencanaan maupun sebagai review menyeluruh.

D.    Prosedur Analitis Substantif untuk Persediaan dan Akun-akun yang Terkait
             1.  Prosedur Analitis Substantif        
a)      Bandingkan bahan baku, barang jadi, dan total perputaran persediaan dengan saldo tahun lalu dan rata-rata industri.
b)      Bandingkan lama persediaan terjual dengan data tahun lalu dan rata-rata industri.
c)      Bandingkan persentase laba kotor menurut lini produk dengan data tahun dan rata-rata industri.
d)     Bandingkan biaya standar tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya setelah mempertimbangkan kondisi-kondisi saat ini.
e)      Bandingkan biaya overhead pabrik aktual dan biaya yang dianggarkan atau biaya overhead pabrik standar.

            2.  Kemungkinan Salah Saji yang Terdeteksi
a)      Persediaan yang ussang, lama terjual, atau berlebihan.
b)      Persediaan yang usang, lama terjual, atau berlebihan.
c)      Kurang atau lebih saji persediaan.
d)     Kurang atau lebih saji persediaan.
e)      Mengurangkan atau memasukkan biaya overhead secara tidak tepat.








BAB III
KESIMPULAN

Ketika auditor telah menyelesaikan pengujian substantif yang direncanakan atas akun persediaan, semua salah saji yang diidentifikasi harus dijumlahkan. kemungkinan salah saji dibandingkan dengan salah saji yang dapat diterima yang dialokasikan ke akun persediaan. Jika kemungkinan salah saji kurang dari salah saji yang dapat diterima, auditor dapat menerima akun persediaan sebagai disajikan secara wajar. Sebaliknya, jika kemungkinan salah saji melebihi salah saji yang dapat diterima, auditor harus menyimpulkan bahwa akun persediaan tidak disajikan dengan wajar.
Persediaan merupakan suatu bagian terbesar dari asset yang bisa mempengeruhi neraca dan laporan rugi laba yang perlu di jaga keberadaannya baik dengan membuat sistem penyimpanan yang baik maupun dengan sistem pencatatan dan penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia yang diterapkan secara konsisten. Untuk itu perlukan suatu pemeriksaan yangrutin dengan prosedur yang sudah ditetapkan.Adapun pemeriksaan atas persediaan yang dapat diterapkan yaitu pemeriksaan di tengah-tengah tahun dan pemeriksaan akhir tahun, hal initujuaannya untuk menjamin sistem pengendalian intern atas persediaan barangdterepkan sebagaimana seharusnya. Selain itu juga perlu adanya pengamatanatas perhitungan barang yang dilakukan oleh pelanggan dengan berbagai persiapan dan prosedur yang ada.









DAFTAR PUSTAKA




http://iangenerous.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-audit-persediaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar