KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan materi
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pangkalan
Bun, November 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................ 1
DAFTAR
ISI............................................................................................... 2
BAB
I
PENDAHULUAN...................................................................................... 3
1. Latar
Belakang....................................................................................... 3
2. Rumusan
Masalah.................................................................................. 3
3. Tujuan
Makalah..................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................... 4
A. Audit
Persediaan................................................................................... 4
B. Tujuaan
Audit Persediaan...................................................................... 5
C. Analisis
Substantif................................................................................. 6
D. Prosedur
Analisis Substantif ................................................................. 7
BAB III
KESIMPULAN...................................................................................... 8
DAFTAR PUTAKA............................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Persediaan merupakan bagian yang
sangat besar dari keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan yang bisa
mempengaruhi neraca atau laporanrugi laba baik diperusahaan dagang maupun
diperusahaan manufaktur. Elemen asset ini juga sangat peka dalam mempengaruhi
pendapatan perusahaan sehingga perlu tekhnik pencataan dan penilaian yang tepat
untuk menjaga keberadaan asset ini sangat diperlukan suatu pemeriksaan yang
intensif untuk menjamin keberadaan persediaan secara fisik dan pecatatan serta
penilaiannya benar-benar-benar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku yang diterapkan secara konsisten. Oleh karena itu untuk
memenuhi kebutuhan berbagai pihak akan informasi akuntansi mengenai persediaan
dibutuhkan pengujian kesesuaian antara praktek akuntansi persediaan barang
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses pengujian tersebut dikenal dengan istilah Auditing yang
dilakukan oleh akuntan publik sebagai pihak yang indipenden dari penyelenggaraan
kegiatan, pemilikan dan hubungan baik lainnya dengan organisasi perusahaan yang
dapat mempengaruhi indipenden tersebut.
2.
Rumusan Masalah
A.
Apa yang dimaksud Audit
Persediaan ?
B.
Tujuan audit persediaan
yaitu ?
C.
Apa yang dimaksud Analisis
Substantif ?
D.
Apa saja kah prosedur –
prosedur analisis substantif tersebut ?
3.
Tujuan
Makalah
Tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Auditing II, selain itu makalah ini
dibuat agar lebih mengetahui tentang apa itu audit persediaan, bagaimana
sifat-sifat dari persediaan, tujuan dari audit persediaan dan prosedur dari
audit persediaan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Audit Persediaan
Audit Persediaan adalah
merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material
dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu,
biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam
pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.
1.
Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa
:
a) Persediaan
secara fisik benar-benar ada
b) Prosedur
pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan
c) Persediaan
telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK) yang
diterapkan secara konsisten
d) Persediaan
yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika dengan
tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
e) Penghitungan
matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat · Persediaan yang
dijaminkan telah diidentifikasikan dan diungkapkan dengan jelas dalam catatan
atas laporan keuangan .Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas
diarahkan terutama atas eksistensi dan valuasi persediaan dalam neraca, tetapi
auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun persediaan yang
dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-akun
terkait lainnya dalam laporan laba rugi.
2. Beberapa tahapan prosedur audit yang
harus dilakukan auditor dalam melakukan pemeriksaan atas akun persediaan
diantaranya adalah :
a) Pemahaman
Bisnis Klien – kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan merupakan dasar
terhadap audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor
melalui Kuesioner Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan memberikan
auditor pemahaman mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis usaha,
seperti faktor musiman dan siklus, sifat dari keuangan, metode dan
kebijaksanaan penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan baku dan sumbernya,
tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan operasi
perusahaan serta karakteristik sistim informasi termasuk metode costing.
Pemahaman ini memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai
aspek-aspek laporan keuangan sehubungan dengan persediaan.
b) Penilaian
Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah untuk
meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi
persediaan, (b) semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan
dengan tepat, (c) penghitungan fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan, (d) harga perolehan persediaan telah ditentukan
dengan tepat, (e) penyesuaian atas persediaan yang bergerak lambat (slow
moving), usang dan rusak telah dilakukan dengan tepat.
c) Pengujian
Substantif – tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah untuk
memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian ini
meliputi observasi dan pengujian penghitungan fisik (stock taking), pengujian
ringkasan dan pengujian harga.
B. Tujuan Audit Persediaan
Adapun tujuan utama
pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
Untuk memeriksa apakah terdapat internal
control yang cukup baik atas persediaan,
Untuk memeriksa apakah persediaan yang
tercantum di neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal
neraca.
Untuk memeriksa apakah metode penilaian
persediaan (valuation) sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
untuk memeriksa apakah sistem pencatatan
persediaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Untuk memeriksa apakah terhadap
barang-barang yang rusak (defective), bergerak lambat (s/ow moving) dan
ketinggalan mode (absolescence) sudah dibuatkan allowance yang cukup.
Untuk mengetahui apakah ada persediaan
yang dijadikan jaminan kredit.
Untuk mengetahui apakah persediaan
diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup.
Untuk mengetahui apakah ada perjanjian
pembelian/penjualan persediaan (purchasel sales commitment) yang mempunyai
pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan,
Untuk memeriksa apakah penyajian
persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia/SAK.
Walaupun tujuan-tujuan audit yang
disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi dan valuasi persediaan
dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun
persediaan yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan
akun-akun terkait lainnya dalam laporan laba rugi.
C.
Analitis
Substantif
Prosedur analitis substantif adalah
pengujian audit yang berguna dalam memeriksa kewajaran persediaan dan harga
pokok penjualan. Ketika dilaksanakan sebagai bagian dari perencanaan audit,
prosedur analitis awal dapat mengidentifikasikan secara efektif apakah akun
persediaan dan harga pokok penjualan berisi salah saji material.
Prosedur analaitis subtantif
berguna untuk menguji asersi penilaian persediaan. Tabel berikut memuat daftar
prosedur analitis substantif yang berguna dalam mengaudit persediaan dan akun
terkait baik pada tahap perencanaan maupun sebagai review menyeluruh.
D.
Prosedur
Analitis Substantif untuk Persediaan dan Akun-akun yang Terkait
1.
Prosedur
Analitis Substantif
a)
Bandingkan bahan baku, barang jadi, dan total perputaran persediaan
dengan saldo tahun lalu dan rata-rata industri.
b) Bandingkan lama persediaan terjual dengan data
tahun lalu dan rata-rata industri.
c) Bandingkan persentase laba kotor menurut lini
produk dengan data tahun dan rata-rata industri.
d) Bandingkan biaya standar tahun ini dan
tahun-tahun sebelumnya setelah mempertimbangkan kondisi-kondisi saat ini.
e) Bandingkan biaya overhead pabrik aktual dan biaya
yang dianggarkan atau biaya overhead pabrik standar.
2.
Kemungkinan
Salah Saji yang Terdeteksi
a)
Persediaan yang ussang, lama terjual,
atau berlebihan.
b)
Persediaan yang usang, lama terjual,
atau berlebihan.
c)
Kurang atau lebih saji persediaan.
d)
Kurang atau lebih saji persediaan.
e)
Mengurangkan atau memasukkan biaya
overhead secara tidak tepat.
BAB
III
KESIMPULAN
Ketika auditor telah menyelesaikan
pengujian substantif yang direncanakan atas akun persediaan, semua salah saji
yang diidentifikasi harus dijumlahkan. kemungkinan salah saji dibandingkan
dengan salah saji yang dapat diterima yang dialokasikan ke akun persediaan.
Jika kemungkinan salah saji kurang dari salah saji yang dapat diterima, auditor
dapat menerima akun persediaan sebagai disajikan secara wajar. Sebaliknya, jika
kemungkinan salah saji melebihi salah saji yang dapat diterima, auditor harus
menyimpulkan bahwa akun persediaan tidak disajikan dengan wajar.
Persediaan merupakan suatu bagian
terbesar dari asset yang bisa mempengeruhi neraca dan laporan rugi laba yang
perlu di jaga keberadaannya baik dengan membuat sistem penyimpanan yang baik
maupun dengan sistem pencatatan dan penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi Indonesia yang diterapkan secara konsisten. Untuk itu perlukan suatu
pemeriksaan yangrutin dengan prosedur yang sudah ditetapkan.Adapun pemeriksaan
atas persediaan yang dapat diterapkan yaitu pemeriksaan di tengah-tengah tahun
dan pemeriksaan akhir tahun, hal initujuaannya untuk menjamin sistem
pengendalian intern atas persediaan barangdterepkan sebagaimana seharusnya.
Selain itu juga perlu adanya pengamatanatas perhitungan barang yang dilakukan
oleh pelanggan dengan berbagai persiapan dan prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar